Dalam suasana khidmat di Pondok Pesantren Tahfidz Al Burhan Hidayatullah, Kota Semarang (22/9/24), para ibu Muslimat Hidayatullah dengan serius menyimak setiap kata yang terucap dari Ustazah Nastiti Andayani.
Bukan sekadar pengajian biasa, mereka sedang mendalami ilmu yang tak banyak orang berani pelajari: tata cara mengurus jenazah, khususnya bagi muslimah.
“Semoga ilmu yang disampaikan bisa dipraktekkan saat tetangga, keluarga, atau masyarakat sekitar pondok ini membutuhkan bantuan pengurusan jenazah, khususnya jenazah kaum hawa,” harap Junaidi, salah satu amil BMH, dalam sambutannya.
Di balik keseriusan mereka, terpancar semangat untuk memberikan yang terbaik bagi sesama. Ibu Nunung, salah satu peserta, mengungkapkan bahwa materi yang disampaikan sangat aplikatif dan menyentuh hati.
“Kemarin ada sahabat kami yang baru saja berpulang, seolah memori itu hadir kembali,” ungkapnya dengan lirih.
“Semoga setelah selesai ini, kami bisa langsung mempraktekkannya.”
Ustazah Rumayya, Ketua Pengurus Daerah Muslimat Hidayatullah Kota Semarang, menegaskan pentingnya ilmu ini bagi para ummahat.
“Kami merasa ilmu ini harus dikuasai, agar ketika ada kebutuhan pengurusan jenazah, khususnya wanita, para ibu-ibu di sini sudah bisa ambil bagian,” ujarnya dengan nada optimis.
Pelatihan ini bukan hanya tentang keterampilan teknis, tetapi juga tentang kepedulian dan empati terhadap sesama. Para ibu Muslimat Hidayatullah, dengan bekal ilmu yang mereka dapatkan, siap menjadi pelita di saat-saat duka, memberikan penghormatan terakhir kepada mereka yang telah berpulang.
Di balik setiap gerakan yang mereka pelajari, tersimpan doa dan harapan agar mereka dapat menjalankan tugas mulia ini dengan penuh keikhlasan dan kesabaran. Mereka adalah bukti nyata bahwa perempuan juga memiliki peran penting dalam masyarakat, bahkan dalam hal yang sering dianggap tabu seperti pengurusan jenazah.
BMH dan Muslimat Hidayatullah Semarang telah menunjukkan bahwa ilmu dan kepedulian dapat berjalan beriringan.
“Semoga semangat ini terus menginspirasi, melahirkan generasi muslimah yang tak hanya berilmu, tetapi juga berakhlak mulia dan siap berkontribusi bagi masyarakat,” harap Junaidi.*/Herim