Muhammad Rustam Saputra, atau akrab disapa Rustam, tengah menempuh pendidikan magister di Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. Pria 24 tahun asal Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah ini sebelumnya bercita-cita melanjutkan studi ke Pulau Jawa.
Namun, akhirnya, pilihan jatuh pada Makassar, kota yang juga menawarkan tantangan tersendiri.
Meski berbekal latar belakang SMK Teknik Kimia, Rustam memilih Fakultas Agama Islam saat strata satunya. Kini melanjutkan pendidikan dengan tekad yang kian kuat.
Perjalanan Rustam tidaklah mudah. Pandemi COVID-19 memisahkannya sejauh 1.169 kilometer dari keluarga.
Awalnya ia tinggal di asrama sebelum bergabung dengan Pesantren Mahasiswa Dai (Pesmadai), sebuah program pembinaan yang dikelola Pemuda Hidayatullah Sulsel.
Di Pesmadai, Rustam menemukan kenyamanan dan dukungan spiritual yang menguatkan.
“Pesmadai bukan hanya memberi fasilitas, tetapi juga pembinaan agama, menumbuhkan nilai kekeluargaan, dan spiritual. Setiap pagi, kami mengikuti halaqah, zikir, pembacaan hadits, serta majelis ilmu lainnya,” ujarnya.
Program Pesmadai ini juga memberikan manfaat ekonomi bagi mahasiswa rantau.
“Secara tidak langsung, Pesmadai membantu kami dalam perekonomian, mengurangi biaya hidup, karena kami tidak perlu menyewa kos,” lanjut Rustam.
Banyak rekan-rekannya di Pesmadai yang melanjutkan studi hingga jenjang magister berkat dukungan ini.
Pesmadai
Pesmadai Makassar, yang beralamat di Jalan Mapala Raya No.29/30 Blok E, Kecamatan Rappocini, dirancang untuk memberikan fasilitas rumah tinggal dan pembinaan non-akademik.
Program ini didukung Lembaga Amil Zakat Nasional Baitul Maal Hidayatullah (BMH) dengan nilai donasi 18 juta rupiah per tahun, mendukung 16 mahasiswa yang aktif.
Ketua Pemuda Hidayatullah Sulawesi Selatan, Abdurrahman Sibghatullah, berharap program ini bisa berkembang di daerah lain di Sulawesi Selatan.
“Saat ini, kami memulai pembangunan asrama mahasiswa di Tamalanrea Indah, yang diharapkan menjadi alternatif tempat tinggal bagi mahasiswa Universitas Hasanuddin dan kampus lainnya,” ungkap Abdurrahman.
Program Pesmadai tak hanya menjadi rumah bagi mahasiswa rantau, tapi juga membantu mereka menggapai mimpi.
“Semoga batuan ini memperkuat mental dan spiritual, serta mendorong keberhasilan akademis Rustam dan teman-temannya,” tutup Kadiv Program dan Pemberdayaan BMH Sulsel, Basori Shabirin.*/Herim