Bukan di masjid megah atau pesantren besar, melainkan di sebuah rumah sederhana di Kelurahan Layana Indah, Kota Palu, 40 eksemplar Al-Qur’an menemukan “rumah baru” mereka.
Tepatnya Rumah Quran Hidayatullah Raudhatul Jannah yang masih masuk tahap perintisan, yang baru berdiri beberapa bulan lalu. Kini semua santrinya berbinar dengan hadirnya kitab suci ini, titipan dari Kang Maman melalui BMH Perwakilan Sulteng.
Ust. Imron, sang pengasuh, menyambutnya dengan senyum lebar.
“Terimakasih BMH dan Kang Maman,” ucapnya, “Semoga kita semua mendapat syafaat Al-Qur’an kelak.” Kata-katanya sederhana, namun getaran syukurnya terasa hingga ke relung hati.
Bayangkan, di tengah hiruk-pikuk kota, ada sekelompok orang yang dengan tekun belajar Al-Qur’an di sebuah rumah sederhana.
Semangat mereka tak kalah dengan pesantren besar, bahkan mungkin lebih membara karena keterbatasan yang mereka hadapi. Kini, dengan hadirnya Al-Qur’an baru, semangat itu semakin berkobar.
Ahmad Lasamuri, Kepala BMH Perwakilan Sulteng, menyaksikan sendiri bagaimana Al-Qur’an ini disambut bak tamu agung. “Ini bukan sekadar bacaan, tapi cahaya yang menerangi jalan mereka menuju kebaikan,” ujarnya.
Di Rumah Quran Hidayatullah Raudhatul Jannah, setiap halaman Al-Qur’an yang dibuka adalah sebuah kemenangan. Setiap ayat yang dihafal adalah sebuah prestasi. Dan setiap doa yang dipanjatkan adalah harapan akan masa depan yang lebih baik.
“BMH dan Kang Maman mungkin hanya memberikan Al-Qur’an, tapi mereka telah menanam benih-benih kebaikan yang akan tumbuh subur di hati para santri. Di rumah sederhana itu, semangat mengaji tak pernah padam. Dan siapa tahu, dari sana akan lahir generasi Qur’ani yang akan membawa perubahan besar bagi bangsa ini,” tutup Lasamuri.*Herim