Musim kemarau tiba, dan bagi sebagian warga Gunungkidul, itu berarti perjuangan berat untuk mendapatkan air bersih. Mobil tangki air menjadi solusi sementara, namun Laznas Baitul Maal Hidayatullah (BMH) Yogyakarta hadir membawa harapan baru: jaringan pipanisasi.
Pada Senin, 19 Agustus 2024, BMH Yogyakarta memulai pembangunan pipanisasi di Padukuhan Sambi dan Mojing, desa Botodayakan, Rongkop, Gunungkidul. Proyek ini bertujuan untuk memberikan solusi permanen bagi warga yang selama ini kesulitan mengakses air bersih.
“Kami biasa melakukan droping air bersih ke daerah terdampak kekeringan, tapi itu hanya solusi jangka pendek,” ujar Syai’in Kodir, Kepala Divisi Program BMH Yogyakarta.
“Dengan membangun pipanisasi, kami berharap bisa mengatasi masalah kekeringan secara lebih berkelanjutan,” tambahnya.
Warga menyambut proyek ini dengan antusiasme luar biasa. Mereka turut serta membantu proses pemasangan pipa sepanjang 800 meter, menunjukkan semangat gotong royong yang tinggi. “Warga merasa memiliki program ini karena mereka terlibat langsung dalam pembangunannya,” lanjut Syai’in.
Musiyar, tokoh masyarakat dusun Mojing, mengungkapkan rasa syukurnya. “Sudah lama saya memimpikan adanya pipanisasi. Alhamdulillah, BMH mewujudkan harapan kami. Semoga ini menjadi berkah bagi semua,” ucapnya dengan mata berkaca-kaca.
Jaringan pipanisasi ini bukan hanya mengalirkan air, tetapi juga harapan dan semangat baru bagi warga Gunungkidul. BMH Yogyakarta telah membuktikan bahwa kepedulian dan tindakan nyata dapat membawa perubahan positif bagi masyarakat yang membutuhkan. “Inilah berkah dari zakat, infak dan sedekah,” tutup Syai’in.*/Herim