Di sebuah sudut Kelurahan Girian Bawah, Kecamatan Girian, Kota Bitung, seorang pria paruh baya bernama Jamaluddin Budiman (66) tengah berjuang menghadapi kerasnya hidup. Sebagai seorang mualaf yang bekerja serabutan, ia seringkali harus menahan lapar demi bertahan hidup. Namun, pada Senin lalu (26/8/24), secercah harapan datang menyinari hidupnya.
Usai menunaikan shalat berjamaah di masjid, Jamaluddin bertemu dengan Kepala BMH Perwakilan Sulawesi Utara, Abdul Wahid Mokodimpit. Pertemuan singkat itu menjadi awal dari sebuah kisah mengharukan.
“Saya belum makan hari ini,” lirih Jamaluddin dengan suara bergetar. Air matanya tak terbendung, mengungkapkan betapa beratnya beban yang ia pikul.
Abdul Wahid, yang tersentuh oleh kejujuran dan kesederhanaan Jamaluddin, segera bertindak. Ia memberikan bantuan sembako, beras 20 kg, dan uang saku kepada Jamaluddin. Bantuan tersebut bagaikan oase di tengah gurun bagi Jamaluddin, memberikan harapan dan kekuatan untuk terus melangkah.
“Alhamdulillah, terima kasih banyak,” ucap Jamaluddin sambil menyeka air matanya.
“Semoga Allah membalas kebaikan Bapak dan BMH,” ucapnya lagi.
Tak hanya memberikan bantuan materi, Abdul Wahid juga memastikan Jamaluddin pulang dengan selamat. Ia memesankan ojek pangkalan dan membayar ongkosnya, sebuah tindakan kecil yang penuh makna bagi Jamaluddin.
“Melihat air mata bahagia Pak Jamaluddin adalah pengingat bagi kami di BMH Sulut bahwa setiap bantuan, sekecil apapun, bisa membawa perubahan besar dalam hidup seseorang,” ungkap Abdul Wahid Mokodimpit, Kepala BMH Perwakilan Sulawesi Utara.
“Kami berkomitmen untuk terus hadir di tengah masyarakat, meringankan beban mereka yang membutuhkan, dan menyebarkan semangat kepedulian kepada sesama,” tegasnya.
Kisah Jamaluddin adalah pengingat bagi kita semua tentang pentingnya kepedulian dan berbagi. Di tengah hiruk-pikuk kehidupan, masih banyak saudara-saudara kita yang membutuhkan uluran tangan.*/Herim